Kontaminasi rongga mulut dan luka terbuka disebarkan
oleh udara, air, debu, aerosol, percikan atau droplets, sekresi saluran
pernafasan, plak, kalkulus, bahan tumpatan gigi dan debris. Flora mulut patogen
pasien ditransmisikan ke jaringan atau organ (autogenous infection) seperti katup jantung, sendi artificial serta
jaringan lunak sekitarnya, dan tulang.
Mikroorganisme
yang ditularkan melalui
udara pada aerosol yang terhirup menyebabkan influenza, commond cold, tuberkulosis (TBC), pneumonia (radang paru-paru),
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
atau sindrom pernapasan akut parah, avian influenza atau flu burung. Penyakit infeksi mata (trakoma)
menular melalui benda terkontaminasi bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi melalui benda tajam dan jarum suntik melalui
kulit atau mukosa adalah penyebaran penyakit hepatitis B dan AIDS dari pasien
ke dokter gigi atau sebaliknya.
Dari instrumen
kecepatan tinggi, terbentuk percikan. Diameter percikan lebih besar dari
100 nanometer (splatter) cepat jatuh
oleh gravitasi, sedangkan diameter kurang dari 100 nanometer cepat menguap dan
tetap ada dalam udara selama beberapa jam sebagai droplet nuclei mengandung
saliva atau sekresi serum kering dan mikroorganisme. Crawford mendemonstrasikan
terjadinya percikan ini dengan jalan mencelupkan jarinya dengan zat warna merah
sebelum memulai perawatan, ternyata zat warna tadi terpercik ke berbagai
permukaan selama perawatan.
Melakukan evaluasi
pasien tiap kunjungan agar diketahui ada tidaknya infeksi silang yang
mungkin terjadi. Meliputi data nama, usia, jenis kelamin, suku, status
perkawinan, pekerjaan, alamat, dan nomor telepon. Riwayat penyakit yang pernah
atau sedang diderita, adanya penyakit keturunan, keadaan sosial ekonominya,
pendidikan, apakah ia pengguna narkoba atau peminum minuman keras. Dari data
tersebut diperoleh informasi apakah pasien beresiko tinggi berpenyakit infeksi.
Sir William Osler bahkan mengatakan : “Jangan pernah merawat orang asing/orang
yang tidak dikenal.”
Tangan
dokter dan perawat gigi merupakan
“alat” efektif menularkan infeksi. Oleh karena itu keduanya harus menjaga
kebersihan diri, memakai baju praktik, imunisasi, proteksi
dengan sarung tangan, kacamata, masker,
dan rubber dam. Hindari memegang sesuatu yang tidak dibutuhkan misalnya mata,
hidung, mulut, rambut, luka atau abrasi. Tutupi luka atau lecet-lecet pada jari
dengan plester sebab luka merupakan tempat masuknya mikroorganisme patogen.
Cuci tangan dengan baik sebelum dan setelah merawat pasien dengan memakai sabun
antimikrobial (mis. klorheksidin glukonat). Kuku digunting pendek dan tidak
memakai cincin, gelang, dan jam tangan pada saat merawat pasien. Tangan dicuci
sabun yang mengandung zat antimikrobial seperti iodofor (1% iodine),
klorheksidin glukonat (2-4%), para-klormeta-silenol (PMCX) 0,5-3% atau alkohol
(70% isopropil aklohol). Tangan digosok 10 detik, dikeringkan dengan pengering
otomatis atau tissue. Memakai baju bersih dan baru dicuci. Baju diganti jika
terkontaminasi. Bahkan baju tersebut harus dicuci air panas dan deterjen serta
pemutih klorin. Rambut tidak menutupi pandangan atau diikat jika perlu dan
memakai penutup rambut agar tidak terkena percikan peralatan. Dokter gigi
mencuci muka sebelum makan dan juga mencuci muka serta rambut sebelum tidur.
Bakteri patogen dan beberapa virus terutama virus hepatitis B dapat hidup pada
pakaian selama beberapa hari hingga beberapa minggu.
Banyak dokter gigi yang mengalami luka tusuk dan 88%
melaporkan bahwa wajahnya pernah terpercik cairan tubuh pasien. Kacamata pelindung melindungi mata dari
splatter dan debris percikan high speed, handpiece dan scaler. Untuk masker, efektivitas penyaringan jenis
polipropilen lebih baik daripada masker kertas. Lama pemakaian yang efektif
adalah 30-60 menit, terutama bila masker itu basah. Jadi sebaiknya memakai satu
masker untuk tiap pasien. Rubber dam
digunakan pada operasi untuk mendapat gambaran yang jelas setelah jaringan
diangkat dan mengurangi kontak instrumen dengan mukosa, sehingga mengurangi
luka dan perdarahan pada jaringan. Rubber dam mengurangi terjadinya aerosol
karena tidak terjadi pengumpulan saliva.
Metode
asepsis dengan cara
barang-barang yang dibutuhkan di ruang praktek ditutupi, disterilkan atau
didisinfeksi. Tentukan mana yang harus dibersihkan tiap hari dan mana yang
cukup dibersihkan seminggu sekali termasuk lantai.
Alat-alat
yang dapat ditutupi :
- Baki instrumen, tutupi dengan bib yaitu kertas yang dilapisi plastik.
- Ujung alat rontgen ditutupi dengan plastik atau kertas yang diberi
selotip.
- Tombol-tombol pada unit gigi, three way syringe dan sandaran kepala
ditutupi dengan plastik atau aluminium foil.
- Ujung dari blood suction dilapisi dengan kantung plastik yang ujungnya
digunting untuk memasukkan ujungnya.
- Pegangan lampu ditutupi dengan aluminium foil, kertas atau sepon
berukuran 4 x 4 inci.
- Ujung
pegangan dan tombol trigger light cure tumpatan komposit ditutupi dengan
pembungkus plastik.
Sterilisasi
dilakukan 4 tahap :
1. Pembersihan sebelum sterilisasi.
Alat dibersihkan dari debris organik, darah, saliva baik secara manual
(penyikatan) oleh staf atau dengan alat ultrasonik.
2. Pembungkusan.
Memakai nampan terbuka yang ditutup dengan kantung sterilisasi yang tembus
pandang. Nampan yang berlubang dengan penutup yang dibungkus dengan kertas
sterilisasi.
3. Proses
sterilisasi dengan pemanasan basah tekanan tinggi (autoclave), pemanasan
kering (oven) atau uap bahan kimia (chemivlave)
4. Penyimpanan
yang aseptik yang baik. Apabila dalam waktu 1 bulan tidak digunakan harus
disterilkan ulang.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai Sodium hipoklorit (bahan pemutih
pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya
murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam karena
bersifat korosif, terutama untuk aluminium.
Pencegahan
penyakit infeksi bagi tekniker gigi, hasil
cetakan gigi dicuci air mengalir membersihkan saliva, debris dan darah kemudian
direndam atau disemprot desinfektan sebelum dikirim ke laboratorium. Begitu
pula prostesis sebelum dipasang didisinfeksi terlebih dulu dengan desinfektan
yang sesuai dengan bahan dari protesa tersebut. Menurut Merchant dan Mollinari,
bahan disinfektan yang paling baik untuk prostesis adalah iodophors selama 10
menit
Pembuangan
sampah bekas praktik
Pembuangan sarung tangan, masker, tissue bekas dan penutup permukaan yang
terkontaminasi darah atau cairan tubuh ditangani hati-hati. Dimasukkan dalam
kantung plastik yang kuat dan tertutup rapat untuk mengurangi kemungkinan
kontak dengan orang lain. Benda-benda tajam seperti jarum atau pisau scalpel
atau jaringan tubuh harus dimasukkan dalam tempat yang tahan terhadap tusukan
sebelum dimasukkan dalam kantung plastik.
Untuk menyatukan prinsip
pentingnya sterilisasi saya memberikan buku tentang sterilisasi kepada staf
saya. Sering-sering saya ajak mereka berdiskusi tentang tata cara dan manfaat
sterilisasi. Sehingga dokter gigi dan staf bersama-sama memberikan pelayanan
yang aman demi kesembuhan dan keselamatan bersama.