Bertemu dengan ibu itu, rasanya saya pernah tahu. Oh.. ya setelah data pasien saya baca, my memory is open. "Oh, ibu Mawar ini bundanya Mas Guntur, ya?" tanya saya (bukan nama asli, sesuai kode etik kedokteran apa yang terjadi pada pasien adalah rahasia).
"Iya," Ibu Mawar tersenyum.
"Seingat saya, gigi susu Mas Guntur yang depan goyang belum dicabut,"
"Sudah saya cabut sendiri, dok,"
"Lho, bisa? anaknya mau?"
"Saya pusing, dia tetap tidak mau dicabutkan ke sini, ya terpaksa saya akali,"
"Maksudnya?"
"Saya cabut waktu dia tidur?"
Waow! Keatif nian bu Mawar. Saya sangat ingat saat Guntur periksa ke tempat praktik saya sebulan yang lalu. Rayuan dengan berbagai jurus saya lakukan. Ancaman dari Ibu Mawar. Harapan dari kakek dan neneknya. Dan pegangan tangan ayahnya. Semua tidak mampu membuat si Guntur mau buka mulut. Gagal sudah cabut giginya.
Dalam hati saya terharu, ibu Mawar memang ibu yang berani. Bukan artinya, seratus persen betul tindakannya. Untuk giginya Guntur memang masih bisa. Untuk gigi yang lain tidak bisa. Apalagi Guntur terbangun dan marah-marah pada mamanya.
Beberapa hari berikutnya, saya ketemu sohib saya dari Bandung Teh Melati. Anaknya tidak berani ke tempat saya untuk cabut gigi. Waktu saya maen ke rumahnya, si cantik Amira melirik saya dengan agak takut. Widih! Saya menyeramkan kah? Saya dekati dia n ajak bicara. Saya cek giginya. Ih, tinggal tarik sedetik aja pasti sudah copot. Dalam hati saya memekik gemes. Aku sarankan Teh Melati segera datang periksakan si Amira. Nah, sampai 2-3 minggu berikutnya Teh Melati dan Amira tidak juga singgah untuk periksa. Ternyata, Amira masih saja tidak mau. Apa saya perlu menyarankan agar gigi Amira dicabut sama Teh Melati saat tidur? Meski ini ide buruk tetap saja saya sampaikan. Saya empati dengan kekhawatiran sohib saya ini. Dia menerima saran saya. Perjumpaan berikutnya, saya tanyakan kabar gigi Amira. Katanya tidak jadi cabut sendiri. Katanya "Kagak tega Mbak..."
Setiap peradaban mempunyai masa. Setiap babak baru kehidupan mempunyai akhir. Dan yang mengabadikan ide dari zaman ke zaman adalah tulisan. A simple thing can be a big style. Tulisan sederhana bisa menjadi pijaran bagai mahkota raja berpijar mempesona memikat. Inilah Pijaran Kayla.
12 Des 2012
11 Des 2012
My Conditional Time
Sontak saya semakin tertarik untuk menulis tergugah oleh kesuksesan tiga wanita cantik sekaligus muslimah plusplus, yaitu Ollie, Asma Nadia dan Sinta Yudisia. Menulis di waktu-waktu padatnya sebagai ibu rumah tangga. They are smart n inspiratif.
Ya saya juga ibu rumah tangga. Dua anak yang terus mengekor need my love. Passion saya untuk menulis memutar otak saya untuk menacari waktu agar dapat menelurkan banyak karya tulisan. Ini nih, step by step yang saya lakukan :
1. Di dunia maya, saya buat blog Pijaran Kayla ini. Hmmm... baca sana sini, saya uji coba. Eksperimen berhasil. Ada orang di belakang saya tersenyum lebar. My husband :) Kami seperti berlomba menelurkan telur. Untuk tulisan pendek, saya merasa lebih jago. Maklum, saya kan perempuan jadi mudah bertelur. Hihi...
2. Di dunia nyata, saya terima saja tawaran menjadi penangung jawab Majalah Delta Dentistry PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) Cabang Sidoarjo. Terbit enam bulan sekali. Bisa dibilang ini dia kendaraan saya meng up date keilmuan profesi saya. Menulis artikel kesehatan, wawancara dengan teman sejawat, edit tulisan dari teman sejawat dan meliput apapun kegiatan PDGI. Its enugh make me gaul di kalangan dokter gigi yang senior-senior.
3. Minta pengertian sama si abang kecil Azmi. Ini kakak yang masih belajar jadi kakak. Enam bulan ini dia telah berstatus kakak. Menjadi kakak bagi si cantik imut kecil Bilqis. Saya beri dia kesibukan like bongkar pasang balok, watching Spongebob, Shaun the Sheep or Timmy Time. "Please... ngertiin Bunda ya. Ini Bunda mau ngetik. Mas Azmi yang tenang ata maen itu ya..." Cukup ampuh membuat si cakep Mas Azmi (3,5 tahun) merelakan saya tidak melayaninya sekitar 30 menit.
4. Pilih waktu yang tepat. Nah, ini nih yang paling perlu dipersiapkan. My time... Walaw... Menjadi bunda dua anak yang praktik di rumah pagi dan malam sudah menyita waktu. Nyaris tidak ada waktu untuk memanjakan diri. Pembantu pulang jika pekerjaan sudah selesai.
Eits, ini mas Azmi minta dianterin BAB. Bentar pending dulu ya...
Selesai... lanjut menulisnya :)
Mengenai waktu, masih saja kondisional. Lha, memang my time not my mind. My time for my family. Untuk mandi saja terbatas. Tidaklah sempat lagi berlulur ria. Mandi bebek setiap hari. Kalo lama sedikit sudah ada panggilan memekik dan memelas dari luar pintu, ya Azmi ya Bilqis.
Karena waktu luang yang kondisional, saya pakai jurus quick writing. Menulis ide segar segera, sedapetnya notes, ya di buku catatan belanja harian, ya di laptop, ya di tablet. Paling lama 1 x 24 jam setelah ide segar itu keluar, harus segera menulis. Mengembangkan ide-ide menjadi kalimat-kalimat. Kalau kelamaan idenya bisa melebur dengan ide baru lain. Bisa hangus deh tuh ide. Rasanya udah ga greget lagi.
5. Minta dukungan pada pasangan, anak dan pembantu sekalipun. Biar mereka ngerti kita butuh waktu untuk tidak diganggu. Saya tidak lama mintanya, 30 menit di pagi hari, 1 jam di waktu tidur siang dan 1 jam sebelum tidur. Jika boleh, bisa ditambah. Depend on the situation. So very conditional.
Ya saya juga ibu rumah tangga. Dua anak yang terus mengekor need my love. Passion saya untuk menulis memutar otak saya untuk menacari waktu agar dapat menelurkan banyak karya tulisan. Ini nih, step by step yang saya lakukan :
1. Di dunia maya, saya buat blog Pijaran Kayla ini. Hmmm... baca sana sini, saya uji coba. Eksperimen berhasil. Ada orang di belakang saya tersenyum lebar. My husband :) Kami seperti berlomba menelurkan telur. Untuk tulisan pendek, saya merasa lebih jago. Maklum, saya kan perempuan jadi mudah bertelur. Hihi...
2. Di dunia nyata, saya terima saja tawaran menjadi penangung jawab Majalah Delta Dentistry PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) Cabang Sidoarjo. Terbit enam bulan sekali. Bisa dibilang ini dia kendaraan saya meng up date keilmuan profesi saya. Menulis artikel kesehatan, wawancara dengan teman sejawat, edit tulisan dari teman sejawat dan meliput apapun kegiatan PDGI. Its enugh make me gaul di kalangan dokter gigi yang senior-senior.
3. Minta pengertian sama si abang kecil Azmi. Ini kakak yang masih belajar jadi kakak. Enam bulan ini dia telah berstatus kakak. Menjadi kakak bagi si cantik imut kecil Bilqis. Saya beri dia kesibukan like bongkar pasang balok, watching Spongebob, Shaun the Sheep or Timmy Time. "Please... ngertiin Bunda ya. Ini Bunda mau ngetik. Mas Azmi yang tenang ata maen itu ya..." Cukup ampuh membuat si cakep Mas Azmi (3,5 tahun) merelakan saya tidak melayaninya sekitar 30 menit.
4. Pilih waktu yang tepat. Nah, ini nih yang paling perlu dipersiapkan. My time... Walaw... Menjadi bunda dua anak yang praktik di rumah pagi dan malam sudah menyita waktu. Nyaris tidak ada waktu untuk memanjakan diri. Pembantu pulang jika pekerjaan sudah selesai.
Eits, ini mas Azmi minta dianterin BAB. Bentar pending dulu ya...
Selesai... lanjut menulisnya :)
Mengenai waktu, masih saja kondisional. Lha, memang my time not my mind. My time for my family. Untuk mandi saja terbatas. Tidaklah sempat lagi berlulur ria. Mandi bebek setiap hari. Kalo lama sedikit sudah ada panggilan memekik dan memelas dari luar pintu, ya Azmi ya Bilqis.
Karena waktu luang yang kondisional, saya pakai jurus quick writing. Menulis ide segar segera, sedapetnya notes, ya di buku catatan belanja harian, ya di laptop, ya di tablet. Paling lama 1 x 24 jam setelah ide segar itu keluar, harus segera menulis. Mengembangkan ide-ide menjadi kalimat-kalimat. Kalau kelamaan idenya bisa melebur dengan ide baru lain. Bisa hangus deh tuh ide. Rasanya udah ga greget lagi.
5. Minta dukungan pada pasangan, anak dan pembantu sekalipun. Biar mereka ngerti kita butuh waktu untuk tidak diganggu. Saya tidak lama mintanya, 30 menit di pagi hari, 1 jam di waktu tidur siang dan 1 jam sebelum tidur. Jika boleh, bisa ditambah. Depend on the situation. So very conditional.
10 Des 2012
Mari Berpikir Laksana Wirausaha
“Dan satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan hebat
adalah mencintai apa yang kamu lakukan. Jika kamu belum menemukannya, maka
janganlah berhenti mencari. Jangan berhenti.” -Steve Jobs-
“Percuma sekolah tinggi-tinggi,
nggak menjamin dapat pekerjaan,” kata ayah kepada anaknya yang suda h satu tahun lulus sarjana masih galau tidak
kunjung mendapat pekerjaan. Nyatanya ayah dan anak ini terjebak dengan
kata-kata “mendapat pekerjaan” bukan “menciptakan pekerjaan.” Berwirausaha
rupanya masih menjadi hal di luar jangkauan pikiran mereka. Beruntunglah bagi
siapa saja yang telah terbuka pikirannya untuk berwirausaha. Apakah dokter gigi
juga harus berpikir menjadi seorang wirausaha?
Wirausaha saat ini menjadi
alternatif yang mulai ramai dilirik untuk meningkatkan kesejahteraan. Karena
lapangan pekerjaan setiap tahun semakin berkurang, sedangkan jutaan sarjana
baru terus bertambah. Banyak bermunculan wirausahawan muda sukses di berbagai
bidang, pengembang perumahan, kuliner, konveksi, perdagangan, peternakan dan
lain-lain.
Berwirausaha itu perlu pola kerja
dan konsep tidak umum yang menarik perhatian konsumen sehingga usaha mereka
berkembang pesat tidak hanya di tingkat lokal atau nasional melainkan mendunia.
Salah satu pengusaha papan atas dunia yang sangat inspiratif adalah Steve Jobs,
pengusaha Amerika Serikat. Steve jobs
menjadi pengusaha populer berkat inovasi produk komputer dan komunikasi, yaitu
Macintosh, MacBook, iPhone, iPod, dan iPad. Dia berhasil membawa Apple Inc.
menjadi perusahaan teknologi terkemuka di dunia dengan total laba bersih sebesar
US$ 7,8 miliar berdasarkan laporan keuangan yang berakhir Juni 2011. Steve Jobs
membangun kesuksesan melalui proses perjuangan, mengerahkan segala kemampuan,
keterampilan dan kreativitas, optimisme, keuletan dan juga kerendahan hati.
Saat membangun
sebuah usaha kita perlu kinerja yang bagus. Termasuk saat dokter gigi membuka
praktik. Kinerja kita dalam semua aspek kehidupan akan meningkat jika kita
menguasai tiga keterampilan, yaitu insting, kreativitas, dan imajinasi. Setiap
orang mempunyai ketiga keterampilan tersebut, hanya tidak banyak dari kita
menyadari dan mengasahnya. Itulah sebabnya, sebagian besar di antara kita tidak
mampu meningkatkan pertumbuhan tempat praktik secara optimal.
Kiat
lainnya, keberanian dan kebiasaan bertindak cepat. Jika Anda sudah merasa yakin
dengan bidang dan prospek bisnis yang Anda tekuni, maka segera kerjakan saja.
Seiring waktu lakukanlah perubahan-perubahan dengan cepat. Jangan terlalu
memedulikan pandangan-pandangan orang lain. Fokus pada kata hati Anda sendiri.
Misalnya, Anda yakin dengan lokasi berpraktik di dekat mall lebih menjanjikan,
maka lakukanlah. Tidak perlu memedulikan komentar orang lain bahwa akan sulit
balik modal karena biaya sewa tempat yang mahal. Prinsip lainnya, selalu
berusaha memetik pelajaran positif dari setiap peristiwa. Meskipun
mengecewakan, jadikanlah pengalaman kegagalan sebagai motor penggerak semangat Anda untuk berusaha lebih baik,
keras, ikhlas, yakin dan sabar serta kesungguhan melakukan perubahan-perubahan
positif dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang dokter gigi harus menjadikan komplain atau ketidakpuasan pasien
sebagai batu pijakan untuk melangkah melakukan perubahan yang positif.
Keberhasilan mengembangkan bisnis
juga dipengaruhi oleh kecintaan Anda terhadap bidang yang Anda tekuni. Apabila
motivasi Anda menekuni sebuah bisnis karena paksaan atau hanya sekedar
mengikuti tren, ini akan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan usaha Anda.
Sebab, kecintaan pada bidang yang Anda tekuni ini akan membuat Anda tidak mudah
merasa bosan dan aktif mencari jalan agar bisnis Anda terus berkembang.
Kecintaan dokter gigi atas profesinya sangat mendukung keberhasilan dokter gigi
berkiprah di dunia medis. Keberhasilan merawat pasien dan komitmen untuk terus
berpacu meningkatkan kualitas pelayanan membuat seorang dokter gigi terus
mengembangkan kiprahnya di masyarakat.
Dokter
gigi harus mau belajar secara formal misalnya seminar, kuliah dan kursus.
Belajar informal misalnya berkonsultasi dengan teman-teman sejawat atau ahli di
bidang lainnya. Belajar mendengarkan apa kata pasien. Menggabungkan kecanggihan
teknologi dan bahan mutakhir dengan prinsip dasar yang sudah ada. Atau
memperbarui sesuatu yang sudah ada menjadi lebih menarik dan berdaya guna.
Sebut saja drg. Dani dari Unej yang menciptakan highspeed full musik. Suara bor
yang menyeramkan tertutupi suara musik yang enak didengar pasien. Atau tempat
praktik D-art Surabaya yang berkonsep home teater. Atau klinik gigi estetik
yang menambahkan pelayanan kecantikan spa dan perawatan tubuh untuk pasien. Ada
juga dokter gigi yang mendisain dental chairnya berbentuk binatang lucu yang disukai anak-anak. Inilah
beberapa contoh terapan inovatif hasil berpikir kreatif. Dari itulah, untuk
menuju kesuksesan “Keep a note in your diary of how much time you commit each week to
education and expanding your knowledge.”
Laksana seorang wirausaha, Anda
dokter gigi, raihlah kesempatan emas menjadi seorang yang menginspirasi,
terkaya dan berpengaruh di dunia. Walaupun sekilas mungkin usaha yang Anda kembangkan
tampak biasa-biasa saja, tetapi bila Anda kerjakan dengan rasa senang, penuh
kesungguhan, maka suatu saat pasti membuat Anda meraih kesuksesan luar biasa.
Tulisan telah dimuat dalam Majalah Delta Dentistry Edisi Agustus 2012 - Februari 2013
Komunikasi Dokter Gigi adalah Kunci
Komunikasi selalu terjadi antara
manusia sehari-hari. Komunikasi adalah pertukaran simbol-simbol tertentu antara dua pihak, penyampai dan penerima
pesan dengan menggunakan media tertentu untuk suatu maksud tertentu. Dengan
komunikasi berbagai masalah terselesaikan, namun ada kalanya komunikasi
justru menimbulkan
masalah. Komunikasi
merupakan proses
pembentukan makna dengan
saling bertukar pikiran, perasaan bahkan berbagi pengalaman yang dialami
satu dengan yang lainnya.
Jadi, komunikasi
merupakan hal yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan, terutama
dalam bidang jasa yaitu para dokter gigi terhadap pasiennya, guna tercapainya
pelayanan yang memuaskan .
Para dokter
gigi dapat melakukan komunikasi
dengan caranya masing-masing. Kita
perlu berkomunikasi dengan diri kita sendiri ataupun dengan rekan kerja dalam hal
memutuskan sesuatu dan menimbang – nimbang apakah hal ini akan membawa efek
yang baik atau tidak terhadap pasien juga diri kita sendiri. Jangan sampai komunikasi dokter
gigi terhadapa pasien justru menimbulkan masalah akibat perbedaan persepsi
antara dokter dan pasien, sehingga timbul kerugian
waktu dan aset, hancurnya
rencana kerja, target
yang jauh dari rencana,
rusaknya hubungan yang baik dengan pasien dan rekan kerja serta hal yang
terburuk bisa menghilangkan nyawa pasien.
Untuk
mencegah hal tersebut
di atas, sangat diperlukan komunikasi yang efektif antar rekan
kerja dan tentunya kepada pasien agar tercapai target yang diinginkan oleh kedua
belah pihak. Oleh karena,
lakukanlah komunikasi efektif,
yaitu komunikasi yang berjalan lancar dan berhasil dimana pesan
yang disampaikan oleh pengirim dapat diterima
dengan jelas oleh penerima pesan.
Komunikasi efektif menimbulkan hal- hal positif bagi kedua belah pihak
bahkan bagi orang disekitar yang terlibat di dalamnya. Komunikasi efektif menimbulkan
rasa saling mengerti, memahami serta berpengaruh pada sikap dan tingkah laku. Sehingga meminimalkan komplain-komplain dari pasien terhapad
dokter.
Untuk menciptakan komunikasi efektif
diperlukan hal-hal sebagai berikut:
1. Sopan santun dokter kepada para pasien. Misalnya berjabatan tangan sebaiknya jangan ragu-ragu, agar memberi
kesan bahwa Anda
memiliki kemampuan dan
percaya diri yang baik
2.
Dokter
dapat menguasai diri dan mengendalikan emosi dalam setiap
kejadian dalam menangani permasalahan
dan komplain pasien.
komplain pasien adalah masukan untuk perbaikan
3.
Dokter
memberi perhatian dan membantu apa yang
diperlukan para pasien
4.
Dokter
memiliki rasa toleransi dan menjaga perasaan pasien dengan tidak menanyakan
hal-hal yang sangat pribadi
5.
Mengemukakan
pengalaman atau segala tentang kita yang sama dengan pasien secara jujur, agar
tercipta kedekatan. Misalnya, dokter mengaku pernah sakit gigi terhadap pasien
yang sedang sakit gigi.
Dalam
berbicara sebaiknya Anda :
1.
Melihat pada lawan bicara. Jika jumlah pasien lebih
dari satu orang, maka tidak terfokus
hanya pada satu orang pasien saja
2. Hindarilah istilah-istilah
teknis kedokteran yang tidak populer bagi orang awam. Selingi pembicaraan
dengan humor.
3. Menarik perhatian mata,
gunakanlah gambar atau alat peraga untuk menjelaskan kepada pasien. Tidak hanya
dengan berbicara.
4. Kemukakan kembali pesan dan ide
penting dengan bahasa yang berbeda dari awal, agar para pasien tidak
menganggapnya sebagai pengulangan. Sebab pengulangan pesan dengan bahasa yang
sama cenderung akan ditolak.
5. Berikanlah contoh konkret kepada
pasien, tidak hanya penjelasan umum. Misalnya, tunjukkanlah foto periapikal
gigi dengan abses untuk menjelaskan pentingnya melakukan foto rontgen gigi.
6. Merubah
topik pembicaraan jika sudah mulai membosankan.
Bagaimana
membuat pasien bertindak?
1. Buatlah pasien tertarik dengan
keuntungan mempunyai tubuh yang sehat
2. Dapatkan kepercayaan dari
pasien, karena Anda pantas mendapatkannya, karena kesungguhan hati Anda, karena
Anda memenuhi syarat untuk berbicara tentang topik Anda, dan karena Anda
menceritakan pengalaman yang telah memberi Anda pelajaran.
3. Sampaikanlah fakta-fakta Anda,
beri tahu pasien Anda mengenai kebaikan saran Anda dan jawablah keberatan-keberatan mereka.
4. Serukanlah motif yang membuat
orang bertindak, yaitu keinginan untuk mendapat keuntungan serta melindungi
diri, kebanggaan, kesenangan, perasaan, kasih sayang.
Hal-Hal yang harus dihindari dokter gigi:
- Bertegur sapa dengan cara yang tidak benar kepada pasien dan rekan kerja
- Tidak bisa menjadi pendengar yang baik
- Tidak menghargai waktu pasien
- Berbusana tidak sesuai dengan seragam kedokteran
- Tidak menghargai pasien sebagai sumber penghidupan kita.
- Mempermalukan pasien dengan tindakan atau pertanyaan yang memojokkan
- Tidak menggunakan bahasa yang tidak baik dalam berbicara atau bertelepon dengan pasien
Dokter gigi diharapkan sebanyak-banyaknya
mencari
informasi mengenai ilmu kedokteran. Agar
jangan sampai para pasien lebih banyak tahu dari dokter. Dan tentu saja agar dokter gigi
dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para pasiennya.
(Disarikan dari materi “Melayani Pasien Dengan Cinta” oleh: Hj. Ratih Sanggarwati, SE dan buku “The Magic of
Speaking Meningkatkan Kepercayaan Diri dan Mempengaruhi Orang Lain dengan
Public Speaking”, penulis: Dale Carnegie).
9 Des 2012
Simpan dalam Tulisan
Tuangkan segala yang kau punya dalam tulisan. Maka zaman akan mengabadikan goresanmu dan akan mengenang namamu.
Hujan di Hari Minggu, Penuh...
Dalam bincang basa basi saya dengan suami di pagi redup akibat mendung hujan deras, kami menemukan sesuatu yang penuh. Jumlah penghuni rumah yang penuh. Sarapan pagi siap. Rumah dalam kondisi tanpa kebocoran. Anak-anak sehat dan ceria. Azmi dengan keaktifannya menggoda adeknya si cantik Bilqis yang masih pulas.
Hari Minggu ini saya free.Tidak ada jadwal praktik ataupun keluar..Inilah kenikmatan penuh.
Hari Minggu ini saya free.Tidak ada jadwal praktik ataupun keluar..Inilah kenikmatan penuh.
Langganan:
Postingan (Atom)