14 Jan 2013

Belajar Gigi Sampai Tua

     Sepulang seminar di Sun Hotel 12 Januari 2013, pembantu saya bilang, "Saya baru tahu, gigi saja bisa ya diurusin sampe segitunya." Kebetulan dia tidak pernah sakit gigi, bagi dia gigi ya gigi sekedarnya saja. Dia baru tahu begitu kompleksnya serba serbi gigi, sampai ada seminar yang membuat saya sibuk dan kehabisan tenaga. Saya sakit sepulang seminar. masuk angin dan pusing. Praktik malam terpaksa saya tutup. Beberapa pasien pulang tanpa perawatan. I'm so sorry :(

     At seminar, so amazing. Saya terhipnotis oleh penampilan pembicara. They are like stars. All audience eyes focus to them. New knowledge and experience from them very usefull to me. They are top dentist.

   Di akhir seminar, salah satu pembicara Achmad Sjafei, drg., Sp. Ort (K) - Spesialis Orthodonsia Konsultan / ahli braces/behel/kawat gigi- menyapa saya "Nia, tulisannya bagus," sambil tersenyum. Mata saya berbinar. Sinaps-sinaps di otak saya sibuk mencari jawaban, apa maksud beliau?

   "Tulisan apa, dok?" Duh, saya belum menemukan jawabannya.
   "Majalahnya bagus," Jelas drg. Achmad
   "Oh... iya ta Dok?" Hati saya mengaharu biru. Dosen favorit saya sewaktu masih jadi mahasiswa di FKG Unair lima tahun lalu give me apresiasi. Very special.
   "Bagaimana jika ada rubrik tanya jawab ortho, saya yang menjawab," usul drg. Achmad
   "Iya, Dok. Bagus sekali. Pasti teman-teman banyak yang tertarik,"
   "Nia sudah tahu no pin BB saya?"
   "Saya tidak pakai BB, saya pakai android,"
   "Wah, lebih bagus lagi itu," ucap beliau. Saya tersenyum senang dan sedih.Senang karena didukung mengembangkan majalah Delta Dentistry (DD) PDGI Sidoarjo, sedih karena beda pilihan BB dan android.

   Well, saya tidak menduga tulisan-tulisan saya di majalah DD akan membuka komunikasi sedekat itu dengan sosok yang most wanted bagi para dentist di Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan sekitarnya karena kepiawaian dan kebaikan hatinya bersedia share and discuss about maloclussion diagnosa and teraphy, yaitu drg. Achmad.

   Beliau di usia senja senantiasa berpesan, "Ilmu jangan disimpan sendiri, tapi amalkanlah."
   Bekal beliau emang banyak. Jam terbang yang tinggi membuat drg. Achmad layak dijadikan tempat bertanya.

   Inilah yang mesti saya terapkan agar bisa berbagi :
1. Fokus pada keahlian/profesi. Andai kita multitalenta, maka talenta-talenta itu harus difokuskan. Saya suka menulis, maka saya menulis yang berkaitan dengan gigi. Saya hobi berbicara, maka saya langsung setuju saat diminta penyuluhan. Saya pandai memikat perhatian sekeliling, maka saya ajak orang di sekitar untuk diskusi gigi. Saya bisa merajut, maka saya buat tulisan dan karya berhubungan dengan gigi.

2. Lakukan yang simpel dan terus menerus. You can think big, but you need to act small. Lakukan sesuai kemampuan. Menangani kasus demi kasus sederhana, sedang, rumit. Mana yang paling bisa. Mengikuti seminar, tanya-tanya, baca-baca, dan merenung. You will find the solution. Baca lagi, tanya lagi, seminar lagi, begitu terus berulang. Sampai akhirnya kemampuan terasah tajam.
 
    
   

  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar