20 Jan 2013

Pilih JajananTer-"AMAN"

   Saya datang ke rapotan Azmi (masih Play Group/ PG sudah ada acara menerima raport). Sehari sebelumnya, saya menerima SMS dari Bu Alimah, guru Azmi. Saya diminta penyuluhan kepada wali murid PG. Saya tanya balik, "Peyuluhan apa Bu Al?" tidak ada balasan. Sampai dua kali saya SMS, tetap tidak ada balasan. Saya anggap penyuluhan tidak jadi. Saya melenggang tanpa persiapan ke acara rapotan.
 
  Rupanya saya datang pas waktunya. Azmi beraksi lepas dari saya menemui teman-teman PGnya. Acara langsung dimulai. Bu Al memberi sambutan, daaannn terselip di sambutannya nama saya.

  "Ibu-ibu, ada penyuluhan tentang makanan dan jajanan bergizi dan kesehatan gigi dari dokter gigi Kurnia Ayu Lestari, bundanya Azmi," mata Bu Al melirik saya. Saya hanya bisa tersenyum kecut. Weleh, tanpa persiapan begini. Untunglah mental nekat dan berharap keberuntungan memacu saya menganggukkan kepala.

   Dalam penyuluhan dadakan tersebut saya menjelaskan empat syarat jajanan yang aman:
1. Ada nama dan alamat produsen dalam kemasan jajanan
2. Ada tanggal kadaluarsa
3. Komposisi jajanan aman, tidak mengandung MSG (Mono Sodium Glutamat), gula tambahan (Sukrosa, Fruktosa) dan pewarna yang berlebihan (warna tertinggal di lidah)
4. Ada lambang HALAL dari MUI

  Seorang ibu bertanya, "Lambang halal MUI tidak menjamin bu, bagaimana?"
  Saya jawab, "Sebelum makan ucap Bismillah dulu bu... Kita pasrahkan sama MUI. MUI yang menanggung hukum makanan tersebut andai ada yang tidak halal dan berbahaya. Lha, yang ada lambangnya MUI saja masih belum tentu terjamin bagaimana dengan yang tidak ada label halal MUInya?"
  "Nah, itu bu jadi bingung," komentarnya.
  "Lebih bingung lagi kalau tiap mau makan kita perlu menguji bahan makanan tersebut ke laboratorium. Bisa-bisa kelaparan, bu." jawab saya disambung geerrr ibu-ibu tertawa.
 
 "Tips pilih sosis bagaimana, bu?" tanya Bu Al
 "Pilih yang berwarna alami tidak merah terang. Kalau dimasak tidak luntur warnanya,"
 "Untuk mie instan, boleh ndak bu makan itu?" tanya Bu Ida, guru lainnya
 "Boleh, tapi jangan sering-sering," ibu-ibu bermuka lega mendengar jawaban saya. "Saya bukan polisi yang bisa melarang ini itu, jangan ini itu. Sebaiknya setelah makan mie, jajan instan dan chiki-chiki anak-anak dibiasakan makan buah, sayur dan minum air putih. Agar bahan pengawet, perasa dan pewarna dari jajanan dapat dinetralisir tubuh. Hati kita tidak capek menetralkan racun. Kalau capek hati bisa kena cirosis atau kanker hati," ibu-ibu manggut-manggut.

  Saya berharap ibu-ibu mengerti cara memilih jajanan yang aman. Ingat, makanan dan minuman yang sekarang dikonsumsi anak-anak menentukan bagaiman kehidupannya 40 tahun lagi, dimana pada usia ini akumulasi racun dari tubuh mulai munimbulkan efek. Sering sakit, mudah capek, kena Diabetes Mellitus / kencing manis, gigi berlubang dan obesitas.

  Thanks for Bu Alimah, give me time to share... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar