28 Feb 2013

Sterilisasi Kunci Kesembuhan

Kontaminasi rongga mulut dan luka terbuka disebarkan oleh udara, air, debu, aerosol, percikan atau droplets, sekresi saluran pernafasan, plak, kalkulus, bahan tumpatan gigi dan debris. Flora mulut patogen pasien ditransmisikan ke jaringan atau organ (autogenous infection) seperti katup jantung, sendi artificial serta jaringan lunak sekitarnya, dan tulang.
Mikroorganisme yang ditularkan melalui udara pada aerosol yang terhirup menyebabkan influenza, commond cold,  tuberkulosis (TBC), pneumonia (radang paru-paru), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut parah, avian influenza atau flu burung. Penyakit infeksi mata (trakoma) menular melalui benda terkontaminasi bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi melalui benda tajam dan jarum suntik melalui kulit atau mukosa adalah penyebaran penyakit hepatitis B dan AIDS dari pasien ke dokter gigi atau sebaliknya. 
Dari instrumen kecepatan tinggi, terbentuk percikan. Diameter percikan lebih besar dari 100 nanometer (splatter) cepat jatuh oleh gravitasi, sedangkan diameter kurang dari 100 nanometer cepat menguap dan tetap ada dalam udara selama beberapa jam sebagai droplet nuclei mengandung saliva atau sekresi serum kering dan mikroorganisme. Crawford mendemonstrasikan terjadinya percikan ini dengan jalan mencelupkan jarinya dengan zat warna merah sebelum memulai perawatan, ternyata zat warna tadi terpercik ke berbagai permukaan selama perawatan.
Melakukan evaluasi pasien tiap kunjungan agar diketahui ada tidaknya infeksi silang yang mungkin terjadi. Meliputi data nama, usia, jenis kelamin, suku, status perkawinan, pekerjaan, alamat, dan nomor telepon. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita, adanya penyakit keturunan, keadaan sosial ekonominya, pendidikan, apakah ia pengguna narkoba atau peminum minuman keras. Dari data tersebut diperoleh informasi apakah pasien beresiko tinggi berpenyakit infeksi. Sir William Osler bahkan mengatakan : “Jangan pernah merawat orang asing/orang yang tidak dikenal.”
Tangan dokter dan perawat gigi merupakan “alat” efektif menularkan infeksi. Oleh karena itu keduanya harus menjaga  kebersihan diri, memakai baju praktik, imunisasi, proteksi dengan  sarung tangan, kacamata, masker, dan rubber dam. Hindari memegang sesuatu yang tidak dibutuhkan misalnya mata, hidung, mulut, rambut, luka atau abrasi. Tutupi luka atau lecet-lecet pada jari dengan plester sebab luka merupakan tempat masuknya mikroorganisme patogen. Cuci tangan dengan baik sebelum dan setelah merawat pasien dengan memakai sabun antimikrobial (mis. klorheksidin glukonat). Kuku digunting pendek dan tidak memakai cincin, gelang, dan jam tangan pada saat merawat pasien. Tangan dicuci sabun yang mengandung zat antimikrobial seperti iodofor (1% iodine), klorheksidin glukonat (2-4%), para-klormeta-silenol (PMCX) 0,5-3% atau alkohol (70% isopropil aklohol). Tangan digosok 10 detik, dikeringkan dengan pengering otomatis atau tissue. Memakai baju bersih dan baru dicuci. Baju diganti jika terkontaminasi. Bahkan baju tersebut harus dicuci air panas dan deterjen serta pemutih klorin. Rambut tidak menutupi pandangan atau diikat jika perlu dan memakai penutup rambut agar tidak terkena percikan peralatan. Dokter gigi mencuci muka sebelum makan dan juga mencuci muka serta rambut sebelum tidur. Bakteri patogen dan beberapa virus terutama virus hepatitis B dapat hidup pada pakaian selama beberapa hari hingga beberapa minggu.
Banyak dokter gigi yang mengalami luka tusuk dan 88% melaporkan bahwa wajahnya pernah terpercik cairan tubuh pasien. Kacamata pelindung melindungi mata dari splatter dan debris percikan high speed, handpiece dan scaler. Untuk masker, efektivitas penyaringan jenis polipropilen lebih baik daripada masker kertas. Lama pemakaian yang efektif adalah 30-60 menit, terutama bila masker itu basah. Jadi sebaiknya memakai satu masker untuk tiap pasien. Rubber dam digunakan pada operasi untuk mendapat gambaran yang jelas setelah jaringan diangkat dan mengurangi kontak instrumen dengan mukosa, sehingga mengurangi luka dan perdarahan pada jaringan. Rubber dam mengurangi terjadinya aerosol karena tidak terjadi pengumpulan saliva.
Metode asepsis dengan cara barang-barang yang dibutuhkan di ruang praktek ditutupi, disterilkan atau didisinfeksi. Tentukan mana yang harus dibersihkan tiap hari dan mana yang cukup dibersihkan seminggu sekali termasuk lantai.
Alat-alat yang dapat ditutupi :
-  Baki instrumen, tutupi dengan bib yaitu kertas yang dilapisi plastik.
-  Ujung alat rontgen ditutupi dengan plastik atau kertas yang diberi selotip.
-  Tombol-tombol pada unit gigi, three way syringe dan sandaran kepala ditutupi dengan plastik atau aluminium foil.
-  Ujung dari blood suction dilapisi dengan kantung plastik yang ujungnya digunting untuk memasukkan ujungnya.
-  Pegangan lampu ditutupi dengan aluminium foil, kertas atau sepon berukuran 4 x 4 inci.
-  Ujung pegangan dan tombol trigger light cure tumpatan komposit ditutupi dengan pembungkus plastik.
Sterilisasi dilakukan 4 tahap :
1. Pembersihan sebelum sterilisasi. Alat dibersihkan dari debris organik, darah, saliva baik secara manual (penyikatan) oleh staf atau dengan alat ultrasonik.
2. Pembungkusan. Memakai nampan terbuka yang ditutup dengan kantung sterilisasi yang tembus pandang. Nampan yang berlubang dengan penutup yang dibungkus dengan kertas sterilisasi.
3. Proses sterilisasi dengan pemanasan basah tekanan tinggi (autoclave), pemanasan kering (oven) atau uap bahan kimia (chemivlave)
4. Penyimpanan yang aseptik yang baik. Apabila dalam waktu 1 bulan tidak digunakan harus disterilkan ulang.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk aluminium.
Pencegahan penyakit infeksi bagi tekniker gigi, hasil cetakan gigi dicuci air mengalir membersihkan saliva, debris dan darah kemudian direndam atau disemprot desinfektan sebelum dikirim ke laboratorium. Begitu pula prostesis sebelum dipasang didisinfeksi terlebih dulu dengan desinfektan yang sesuai dengan bahan dari protesa tersebut. Menurut Merchant dan Mollinari, bahan disinfektan yang paling baik untuk prostesis adalah iodophors selama 10 menit
Pembuangan sampah bekas praktik
Pembuangan sarung tangan, masker, tissue bekas dan penutup permukaan yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh ditangani hati-hati. Dimasukkan dalam kantung plastik yang kuat dan tertutup rapat untuk mengurangi kemungkinan kontak dengan orang lain. Benda-benda tajam seperti jarum atau pisau scalpel atau jaringan tubuh harus dimasukkan dalam tempat yang tahan terhadap tusukan sebelum dimasukkan dalam kantung plastik.
Untuk menyatukan prinsip pentingnya sterilisasi saya memberikan buku tentang sterilisasi kepada staf saya. Sering-sering saya ajak mereka berdiskusi tentang tata cara dan manfaat sterilisasi. Sehingga dokter gigi dan staf bersama-sama memberikan pelayanan yang aman demi kesembuhan dan keselamatan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar